Budidaya Ulat Hongkong
Wednesday, March 13, 2019
Edit
Budidaya Ulat Hongkong
Bagi para pecinta burung, ulat hongkong tentunya ialah barang yang tidak abnormal lagi. Ulat yang satu ini memang sangat baik untuk dijadikan pakan burung berkicau alasannya kandungan gizinya yang sanggup meningkatkan kualitas bunyi burung kicau. Fenomena ini pastinya sanggup menjadi sebuah lahan yang sangat menguntungkan mengingat harga jual ulat hongkong dan peminatnya yang cukup tinggi. Budidaya ulat hongkong sendiri tidaklah terlalu sulit namun diharapkan kesabaran dan ketelatenan. Berikut ialah hal yang perlu diperhatikan sebagai panduan budidaya ulat hongkong.
Persiapan
Pada dasarnya hanya ada empat hal dasar yang perlu kita sediakan pada cara budidaya ulat hongkong. Keempat hal tersebut ialah kandang, media pemeliharaan, bibit, dan pakan. Kandang ulat hongkong sanggup dibentuk memakai triplek yang ukurannya sanggup diadaptasi dengan kebutuhan. Kotak dari triplek ini kemudian dibuatkan rak kayu yang disusun bertingkat didalamnya dengan jarak antar rak berkisar 10 cm, serta dilapisi dengan lakban pada bab bibirnya biar ulat tidak kabur. Kandang juga sanggup berupa kontainer plastik yang sanggup dengan gampang dibeli di toko.
Persiapan selanjutnya dalam teknik beternak ulat hongkong ialah media pemeliharaan. Media yang dipakai untuk memelihara ulat hongkong ialah adonan dari dedak halus atau Polard dengan ampas tahu kering. Media ini kemudian di masukkan ke dalam rak rak atau kontainer yang dipakai sebagai sangkar dengan ketebalan sekitar ¼ bab dari total ketinggian wadah. Sedangkan bibit ulat hongkong sendiri sanggup dibeli di peternak lain maupun di toko pakan hewan.
Setelah mempersiapkan kandang, media, serta bibit. Teknik budidaya selanjutnya yang harus diperhatikan ialah pakan ulat hongkong. Ulat hongkong ialah larva yang binatang yang sanggup memakan apa saja mulai dari pakan ayam, ampas tahu, batang pohon pisang, batang talas, pepaya, labu siam, bisai dan sawi. Pastikan untuk mengganti pakan secara terpola biar tidak membusuk dan menjadi sarang penyakit bagi ulat hongkong.
Proses Pemeliharaan
Cara beternak ulat hongkong tidaklah sulit, pertama bibit ulat hongkong yang sudah dimasukkan ke dalam sangkar kemudian dipelihara selama sekitar 90 hari sampai berubah menjadi kepompong. Jangan lupa untuk memisahkan kepompong dengan larva ulat hongkong yang belum berubah kedalam wadah lain alasannya larva sanggup memakan kepompong tersebut. Sekitar 10 hari kemudian, kepompong akan bermetamorfosis serangga berwarna putih yang akan bermetamorfosis coklat kemudian hitam dan menjadi kumbang. Kumbang inilah yang akan menghasilkan telur dan bibit baru.
Pindahkan kumbang ke wadah tersendiri dan biarkan mereka melaksanakan proses reproduksi. Setelah sekitar 10 hari, lakukan pengayakan untuk memisahkan kumbang dan telur telurnya. Kembalikan telur ke wadah dan tempatkan kumbang di wadah gres biar mereka sanggup melaksanakan proses reproduksi lagi. Lakukan cara ternak ini secara berkala. Telur yang dihasilkan kemudian akan bermetamorfosis ulat hongkong yang sehabis berumur 50 hari dan cukup besar lantas sanggup kita pasarkan.
Tips Pemeliharaan
Dalam pemeliharaannya suhu dalam sangkar sangatlah penting. Tips yang pertama ialah menjaga sangkar pada suhu 29 -30°C yang merupakan suhu ideal untuk perkembang biakan ulat hongkong. Perhatikan juga warna kulit ulat alasannya ulat hongkong yang sehat mempunyai warna kuning keemasan. Jika kulit ulat hongkong bermetamorfosis kuning kehitaman, maka kurangilah tunjangan dedaunan dan dedak sebagai pakan. Jika terdapat ulat mati berwarna merah, berilah pakan yang tidak terlalu basah. Atasilah dilema ini sesegera mungkin alasannya penularan sanggup terjadi dengan cepat.